BAB I
PENDAHULUAN
1.I Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan negara yang
memiliki budaya yang sangat beranekaragam, ini merupakan daya tarik tersendiri
yang dimiliki Indonesia. Kebudayaan yang timbul merupakan kebudayaan yang
diturunkan secara turun temurun, yang dapat dikatakan sebagai kearifan
lokal, kebudayaan yang terdapat di Indonesia memiliki karakter yang berbeda
sesuai adat dan aturan yang berlaku di masyarakat, Salah satu tradisi budaya
yang telah berkembang secara turunntemurun yaitu adalah kerajinan anyaman,
anyaman merupakan suatu produk yang dihasilkan dari kegiatan mengatur
bilah-bilah seperti pandan, bambu, dan bahan lainnya tindih menindih atau
silang menyilang.
Seni anyam sudah ada sejak dahulu
kala, hingga sekarangpun masih akrab dalam kehidupan masyarakat. Bahkan hampir
di seluruh nusantara terdapat home industri pengrajin barang anyam-anyaman.
Maka bisa dikatakan seni anyam termasuk kategori warisan budaya yang harus
dilestarikan.
Menurut beberapa sumber keterampilan
anyaman masuk ke Indonesia sejak beberapa ribu tahun lalu, ketika migrasi
besar-besaran penduduk dari dataran Asia Tengah menuju ke Nusantara,
keterampilan itu terus berlanjut hingga sekarang. Di beberapa tempat di
Indonesia anyaman berkembang menjadi suatu komoditas yang menjanjikan, namun
beberapa sumber mengatakan bahwa anyaman merupakan kebudayaan asli bangsa
melayu, termasuk Indonesia, tanpa adanya pengaruh dari dunia luar. Di wilayah
Jawa Barat tepatnya kecamatan Rajapolah, merupakan komoditas yang berharga,
karena kebanyakan penduduknya merupakan pengrajin anyaman yang hidup dari
menganyam, sehingga Rajapolah berkembang menjadi salah satu sentra Industri
anyaman
Selama bertahun-tahun Rajapolah
telah menjadi ikon pariwisata dan belanja cinderamata di daerah Tasikmalaya,
jenis anyaman Rajapolah terbagi menjadi 3 jenis yaitu mendong, pandan, dan
bambu, setiap anyaman memiliki karakteristik dalam teknik pembuatannya maupun
motifnya. Motif anyaman Rajapolah merupakan motif yang 2 dipercayai merupakan
motif yang dibuat oleh suku Sunda, contohnya saja pada bambu, motif anyaman
bambu yang beredar di masyarakat Rajapolah sama dengan motif-motif yang beredar
di Suku Sunda pada daerah lain, seperti Garut dan Cirebon hanya saja beberapa
anyaman memiliki panggilan yang berbeda walaupun bentuknya sama, ini
dipengaruhi oleh adat istiadat yang berkembang di Masyarakat, keadaan alam dan
status kekerabatan pada suku Sunda yang mendiami suatu daerah.
Dalam perkembangan anyaman, tidak
adanya pewarisan formal ilmu menganyam dan kurangnya dokumentasi mengenai pola
anyaman di Rajapolah merupakan salah satu bukti kurangnya pelestarian dan
kecintaan kita terhadap budaya Indonesia. Banyak pengrajin membuat motif
anyaman hanya karena mengejar keuntungan, banyak sekali motif anyaman Rajapolah
yang tata cara penamaannya didapat dari mengarang nama saja, sehingga banyak
motif anyaman Rajapolah dengan bentuk yang sama, beredar dalam satu tempat,
tapi memiliki nama yang berbeda. Jika hal ini dibiarkan maka anyaman Rajapolah
tidak memiliki karakteristik dan ciri khas, sehingga tidak menutup kemungkinan
anyaman Rajapolah hanya akan menjadi sesuatu yang biasa, dan hal ini mungkin
akan menjadi suatu masalah di kemudian hari seperti batik yang diklaim oleh
negara lain karena menjadi sesuatu yang biasa bagi kita.
1.IIRumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dibahas adalah :
1. Apa
pengertian seni anyaman bambu
2. Bagaimana
sejarah anyaman bambu
3. Bagaimana
proses pembuatan anyaman bambu
4. Bagaimana
perkembangan anyaman bambu pada saat ini
5. Apa
jenis bambu yang digunakan untuk menganyam
6. Mengapa
bambu digunakan dalam anyaman
7. Apa
teknik teknik untuk menganyam
8. Apa
contoh contoh anyaman bambu
1.III Tujuan
Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Mengetahui
pengertian anyaman bambu
2. Mengetahui
sejarah anyaman bambu
3. Mengetahui
proses pembuatan anyaman bambu
4. Mengetahui
perkembangan anyaman bambu di saat ini
5. Mengetahu
jenis bambu yang digunakan untuk menganyam
6. Mengetahui
alasan bambu digunakan dalam menganyam
7. Mengetahui
teknik teknik menganyam
8. Mengetahui
contoh contoh anyaman bambu
1.IV Sistematika
Penulisan
Bab I Pendahuluan
Pada bab ini penulis memberikan
gambaran secara umum mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
makalah, sistematika penulisan.
Bab II Pembahasan
Pada bab ini diuraikan isi dari
makalah ini, diantaranya adalah pengertian, sejarah, proses pembuatan, perkembangan,
jenis jenis bambu, daerah pengrajin anyaman bambu, contoh – contoh, motif
anyaman bambu.
Bab III Simpulan
Pada bab ini berisikan simpulan yang
didapat dari hasil pembahasan materi seni anyaman bambu
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Anyaman
Anyaman merupakan proses
menyilangkan bahan-bahan dari tumbuh-tumbuhan untuk dijadikan satu kumpulan
yang kuat dan boleh digunakan. Bahan-bahan yang boleh digunakan antara lain
lidi,buluh,pandan, akar, mengkuang dan sebagainya, bahan ini biasanya mudah dikeringkan
dan lembut.
Biasanya pengolahan seni anyaman
ini dilakukan dengan alat yang masih sederhana seperti pisau pemotong, pisau
penipis, tang dan catut bersungut bundar, yang membutuhkan kreativitas tinggi,
ide, perasaan pemikiran dan kerajinan tangan.
Dalam dunia industri, biasanya
anyaman dibuat dalam karya seni terapan, yaitu karya seni yang mempunyai kaitan
langsung dengan kehidupan manusia, mengingat karya seni terapan mempunyai makna
guna dalam keseharian manusia dan lebih menekankan fungsi gunanya tanpa
meninggalkan fungsi estetisnya atau keindahannya.
Asal Usul
Anyaman
Seni
anyaman adalah milik masyarakat melayu yang masih sangat di kagumi dan di
gemarihinnga saat ini. Kegiatan seni anyaman telah ada semenjak zaman dahulu
kala, hal ini dapat dilihat pada rumah-rumah orang jaman dahulu di mana dinding
rumah mereka di anyam denganmenggunakan buluh dan kehalusan seni anyaman itu
masih bertahan hingga saat ini. Rumahyang berdinding dan beratapkan nipah tidak
panas, karena lapisan daun nipah yang tebal.
Seni
anyaman di percaya bermula dan berkembangnya tanpa menerima pengaruh
luar.Penggunaan tali, akar, dan rotan merupakan asas pertama dalam penciptaan
kerajinan tangananyaman. Bahan-bahan itu tumbuh liar di hutan-hutan,
kampung-kampung, dan kawasan sekitarpantai.
Berbagai
bentuk kerajinan tangan dapat di bentuk melalui proses dan teknik anyaman dari
jenistumbuhan pandan dan bengkuang. Bentuk-bentuk anyaman di buat berdasarkan
fungsinya.Misalnya bagi masyarakat petani / nelayan, anyaman di bentuk menjadi
topi, bakul, tudung saji,tikar, dan aneka rupa yang di bentuk untuk digunakan
sehari-hari.
Selain
dari tumbuhan pandan dan bengkuang, anyaman juga dapat di buat dari tumbuhan
jenispalma dan nipah. Berdasarkan bahan dan rupa bentuk anyaman yang di hasilkan.
Seni anyamanmerupakan daya cipta dari sekelompok masyarakat luar istana yang
lebih mengutamakan nilaikegunaannya. Walaupun pada tahun 1756 sampai 1794 telah
terdapat penggunaan tikar untuk raja yang terbuat dari rotan.
Untuk
memulai menganyam, waktu yang tepat adalah pada pagi atau malam hari dalam
keadaancuaca yang redup dan dingin. Daun-daun lebih lembut dan mudah di bentuk
tanpa meninggalkankesan-kesan pecah. Biasanya beberapa orang melakukan kegiatan
menganyam secaraberkelompok di halaman rumah atau beranda rumah pada waktu
malam, petang, atau waktusenggang.
Seni
kerajinan tangan anyaman adalah sesuatu karya yang unik dan rumit proses
pembuatannya.Namun usaha untuk mempertahankannya harus di teruskan agar tidak
termakan olehperkembangan zaman. Budaya bangsa bukan hanya di lihat dari bahasa
dan ragamnya saja, tetapi juga di lihat dari hasil karyanya yang bermutu
tinggi. Warisan budaya yang unik ini harus selaludi terus di pelihara dan di
manfaatkan bersama.
B. Sejarah Anyaman
Anyaman
merupakan seni tradisi yang tidak mempunyai pengaruh dari luar. Perkembangan
sejarah anyaman adalah sama dengan perkembangan seni tembikar. Jenis seni
anyaman padamasa Neolitik kebanyakan adalah menghasilkan tali, rumah dan
keperluan kehidupan. Bahandaripada akar dan rotan adalah bahan asas yang awal
digunakan untuk menghasilkan anyaman.Menurut Siti Zainun dalam buku Reka bentuk
kraftangan Melayu tradisi menyatakan padazaman pemerintahan Long Yunus
(1756-94) di negeri Kelantan, penggunaan anyaman digunakan oleh raja. Anyaman
tersebut dipanggil ‘Tikar Raja’ yang diperbuat daripada pohon bemban.
Ada
beberapa hal yang harus di ketahui tentang sejarah anyaman, yaitu :
1. Dipercayai
seni graf tangan muncul dan bergembang tanpa pengaruh luar.
2. Pada
zaman dahulu, kegiatan anyaman dilakukan oleh kaum wanita untuk mengisi
masasenggang dan bukan sebagai mata pencarian utama.
3. Hasil
graf tangan dijadikan alat untuk kegunaan sendiri atau sebagai hadiah untuk
anak saudara atau sahabat handai sebagai tanda kasih atau kenang-kenagan.
4. Seseorang
wanita dianggap tidak mempunyai sifat kewanitaan yang lengkap jika dia
tidak mahir dalam seni anyaman.
5. Proses
anyaman biasanya dijalankan oleh kaum wanita; lelaki hanya menolong menetap
daundan memprosesnya.
6. Perusahaan
anyaman biasanya dilakukan secara individu dan secara kecil-kecilan
yangmerupakan satu usaha ekonomi bagi orang-orang di kampung.
7. Kini,terdapat
organisasi dan perbadanan yang mengusahakannya, dengan skala yang besarseperti
cawangan-cawangan Perbadanan Kemajuan Kraftangan Malaysia, Persatuan
GerakanWanita Felda, Pusat Graftangan Felda, dan sebainya.
8. Hasilan
anyaman bermutu tinggi bagi memenuhi keperluan pelanggan.Hasilan anyaman
tidahterkongkong dalam bentuk tradisional sahaja. Ciptan dimensi baru dari segi
rupa dan bentuk,warna dan corak, teknik dan bahan sering diubah-ubahkan
mengiikut peredaran zaman dan citarasa pelanggan.
Ada 3 jenis anyaman, yaitu
1. Anyaman
datar
Anyaman datar dibuat datar, pipih
dan lebar. Jenis kerajinan ini banyak digunakan untuk tikar, untuk dinding
rumah tradisional, untuk pembatas dinding.
2. Anyaman
tiga demensi
Anyaman tiga demensi berwujud benda tiga dimensi
sebuah produk benda kerajinan. Kerajinan ini telah berkembang bukan hanya
berbentuk kerajinan tradisional tetapi telah berkembang jenis produknya dan
lebih bernilai seperti sandal, kursi, tas lampu lampion, dan tempat wadah.
3. Makrame
seni simpul menyimpul
Makrame seni simpul menyimpul bahan
hanya dengan keahlian tangan dengan bantuan alat pengait yang fungsi sama
dengan jarum. Dalam seni makrame seni simpul menyimpul merupakan teknik utama
untuk menciptakan sebuah sambungan dalam sebuah karya kerajinan.
Beberapa hasil kerajinan makrame yang menggunakan teknik
makrame seperti taplak meja, keset kaki, mantel baju, dan souvenir.
Anyaman dapat dibagi menjadi empat jenis
anyaman, yaitu :
1.
Anyaman silang tunggal,
merupakan
anyaman yang memiliki dua arah sumbu yang saling tegak lurus atau miring satu
sama lainnya.
2.
Anyaman silang ganda,
menganyam
dengan teknik ini sama dengan silang tunggal ialah menyisipkan dan menumpang
dua benda pipih, yaitu pakan dan lusi yang berbeda arah. Bedanya ialah pada
benda pipih, yaitu pakan dan lusi yang diselusup dan ditumpangi tidak hanya
satu tepi tetapi dapat dua, tiga, empat, lima, dan seterusnya sehingga dikenal
silangan ganda dua, ganda tiga, ganda empat, ganda lima, dan seterusnya sesuai
dengan jumlah benda pipih dilompati dan disusupi.
3.
Anyaman tiga sumbu,
teknik
ini sama seperti teknik anyaman silang, hanya saja perlu diingat bahwa benda
pipih, yaitu pakan dan lusi yang akan dianyam tersusun menurut tiga arah.
Teknik anyaman ini memberi peluang untuk memperoleh hasil anyaman tiga sumbu
jarang dan anyaman tiga sumbu rapat, sedangkan anyaman tiga sumbu rapat dengan
pola bentuk heksagonal (segi enam beraturan) atau belah ketupat.
4.
Anyaman empat sumbu, teknik anyaman ini
berprinsip menyisip dan menumpangkan benda pipih yaitu pakan dan lusi secara
satu sama lainnya berbeda arah. Hanya saja benda pipih yang berbeda arah disini
makin banyak jumlahnya (empat buah sumbu). Jenis anyaman empat sumbu termasuk
jenis anyaman yang berlubang-lubang dengan bentuk pola oktogonal (segi delapan
beraturan).
Jenis –
Jenis Anyaman & Bahan Hasil anyaman
a. Anyaman
Mengkuang Daun mengkuang Tikar, tudung salji, bekas pakaian dan lain-lain.
b. Anyaman
pandan Daun pandan duri Tikar sembahyang, hiasan dinding.
c. Anyaman
Buluh Jenis-jenis buluh yang sesuai Bakul, bekas pakaian, nyiru, beg .
d. Anyaman
Rotan Rotan yang telah diproses Bakul, bekas pakaian, tempat buaian anak dan
lain-lain.
e. Anyaman
Lidi Lidi kelapa Lekar, bekas buah, bekas telor.
f. Anyaman
ribu-ribu Paku pakis ribu-ribu. Tempat tembakau, bekas sirih terbus, bakul,
bekas sebaguna dan lain-lain.
Macam – Macam Benda Anyaman
Dilihat
dari ciri-ciri fisiknya, pada umumnya anyaman terbagi ke dalam tiga kategori,
yaitu :
1)
Anyaman
datar
Jenis anyaman ini di buat datar
pipih dan lebar . Anyaman datar biasanya digunakan sebagai bilik rumah
tradisional, tikar, pembatas ruangan dan barang-barang hias lainnya. Anyaman
datar dapat dibentuk dengan berbagai pola dan bentuk. Tentu, pembentukan pola
ini membutuhkan ekstra kelihaian tangan dan kecermatan dalam membentuk pola dan
alur anyaman.
2)
Anyaman
tiga dimensi
Anyaman ini merupakan
pengembanngan bentuk dari anyaman tradisional yang memiliki bentuk sederhana
tetapi sudah lebih dikembangkan dan ditekankan pada nilai seni dan
fungsionalitasnya yang lebih tinggi. Misalnya, kursi, tas, tempat wadah-wadah,
dan lampu lampion.
3)
Macrame
Macrame merupakan seni keahlian tangan menyimpul bahan dengan
dibantu oleh alat pengait . misalnya jarum. Dengan teknik macrame, pengrajin
dimungkinkan untuk dapat membentuk sambungan dan menciptakan pola-pola baru
yang lebih bagus. Benda anyaman yang dibentuk melalui macrae di antaranya
adalah ta[lak meja, keset kaki, dan bentuk souvenir.
C.
Cara Membuat Anyaman
Langkah-langkah Membuat Anyaman Segitiga Bintulu Lugu
1. Persiapan
Alat : Gunting, penggaris, pensil, double tip/lem, cutter/silet
Bahan : - Kertas Asturo hitam (14 x 10 cm), buat persegi di bagian dalam dengan
ukuran
8 x 10 cm (jarak tepi atas, kanan, kiri = 1 cm, bawah = 3 cm),
iris-iris
bagian dalam persegi dengan ukuran lebar 0, 25 cm
- Kertas lipat warna (iris dengan ukuran lebar 0,25 cm)
- Kertas lipat warna (iris dengan ukuran lebar 0,25 cm)
2. Pembuatan
Baris I : 5-1-1-5-5-1-1-5 dst.
Baris II : 4-2-2-4-4-2-2-4 dst.
Baris III : 3-3-3-3-3-3-3-3 dst.
Baris IV : 2-4-4-2-2-4-4-2 dst.
Baris V : 1-5-5-1-1-5-5-1 dst.
Baris VI : 1-5-5-1-1-5-5-1 dst.
Baris VII : 2-4-4-2-2-4-4-2 dst.
Baris VIII: 3-3-3-3-3-3-3-3 dst.
Baris IX : 4-2-2-4-4-2-2-4 dst.
Baris X : 5-1-1-5-5-1-1-5 dst.
Kembali ke langkah pada baris I dst.
Ket : Hijau (luar)
Hitam
(dalam)
Baris
pertama dimulai dari bawah, dari kanan ke kiri.
Cara
menganyam
- Dekatkan bahan anyaman yang
sudah siap di anyam atau dihaluskan
- Penganyaman kipas atau hihid ini
berbeda dengan menganyam bilik, tolombong, tampan, atau yang lainnya.
Karna caranya di balik agar kedua sisinya kelihatan rapih dan tidak ada
ujung anyamannya ( lihat photo kipas / hihid diatas ).
- Pertama kali memulai menganyam
kita siapkan dua helai irisan bambu yang sudah dihaluskan / dihua, lebih
baik dua - duanya memakai hinis agar kelihatan hasilnya rapih
- Untuk sumbu tengah kita perlu
yang panjang ukurannya
- Sumbu yang satunya di zig-zag
ukurannya agar nanti pas kita balikan cukup untuk ukuran di anyamkan
- Kita membuat sudutnya dengan
menyilangka dan melipat secara sejajar dengan bagian yang kita buat untuk
sumbu tengah dengan cara menambah bahan anyaman.
- Cara menganyam ini tidak lepas
dengan hitungan satu-tiga-satu sampai seterusnya, dan yang ke sampingnya
jangan salah jumlah anyamannya dua.
- Lakukan itu dengan berulang-ulang
sampai hasilnya menjadi segitiga, dan sampai kira-kira kita sudah pas
untuk membalikan anyaman itu.
- Perhatikan pas kita mau
membalikan anyaman jangan salah dan jangan lupa akhir penganyaman kita
akhiri dengan kitungan satu, agar rapih hasilnya, berbeda dengan kita
letakan dengan tiga, hasilnya akan terlihat tidak rapih.
- Lalu kita saatnya membalikan
anyaman kita dengan cara melipat ujung terakhir yang kita anyamkan, dan
menganyanya kembali ke bagian tengahnya sampai ujung
- Lakukan selanjutnya dengan cara
yang sama, sampai pada akhirnya akan jadi kipas berbentuk segi empat dan
siap untuk diproses selanjutnya.
Sejarah
Anyaman Di Minangkabau
Seni anyaman ini telah
dikenal dan dikembangkan oleh suku melayu di sepanjang pulau Sumatera,
semenanjung malaya, serta pesisir Kalimatan bagian barat dan bagian utara. Menganyam
termasuk kesenian asli suku Melayu. Bukan hasil dari pengaruh dari budaya luar
Melayu. Seperti tembikar, seni anyaman yang dimulai pada masa neolitik ini
menghasilkan tali, dinding, peralatan rumah tangga. Awal mula yang dugunakan
akar dan rotan. Selain kuat dan lentur, kedua bahan ini juga didapat di alam
tropis, seperti di Indonesia. Semakin lama seni anyaman semakin berkembang,
tidak hanya barang kerajinan dibuat menjadi beragam, bahan yang digunakan untuk
menganyampun semakin banyak jenisnya. Ada anyaman pandan seperti tikar untuk
shalat dan hiasan dinding. Dan ada juga anyaman rotan dan anyaman bambu.
Menganyam merupakan
salah satu seni tradisi tertua di dunia. Kegiatan
menganyam ditiru manusia dari cara
burung menjalin ranting-ranting menjadi bentuk
yang kuat, kemudian manusia
mengembangkannya menjadi sebuah karya seni anyaman.
Di Indonesia teknik ini sudah menjadi
tradisi yang turun-temurun dilakukan di beberapa
daerah seperti di Aceh dan Sumatra
Selatan.
Pada awalnya kegiatan
menganyam dilakukan dengan menggunakan bahan-bahan alam yang hanya diproses
secara sederhana seperti daun kelapa, rotan, eceng gondok, serta
daun pandan, tetapi seiring
berkembangnya zaman, menganyam tidak hanya
menggunakan bahan-bahan alam, serta
menggunakan bahan tekstil sebagai bahan
dasarnya
Bagi
daerah Sumatera Barat banyak faktor yang dapat menunjang pengembang produk
industri kecil dan kerajinan antara lain:
1. Sumber alam berupa bahan baku
berbagai jenis kayu, bambu, rotan bahan anyaman, hasil laut, bahan mineral dan
sebagainya.
2. Sumber daya manusia yang tersedia,
dengan tingkat upah relatif murah.
3. Keanekaragaman budaya tradisional
yang spesifik dan memiliki nilai seni cukup tinggi.
4. Motif berbagai ragam flora dan
fauna.
5.
Perkembangan
pariwisata yang cukup berarti dapat menjadi sarana dan media
D.
Desain dan
Prinsip Teknik Menganyam
Macam-macam
desain motif anyaman, yaitu : motif Sasag, Pihuntuan tertututp,
Pihuntuan
Terbuka, Balakacupat, Rereng mata walik, Petai silang, Lereng, Goal, Bunga
gambir, Mata walik, Bunga cengkeh
Prinsip yang harus
diperhatikan dalam pembuatan produk kriya dengan teknik
menganyam, yaitu :
1.
Pilih jenis produk/benda yang akan
dibuat (benda hias, benda pakai, atau memiliki
fungsi
keduanya).
2.
Pilih dan sesuaikan desain motif anyaman
dengan produk/bendanya.
3.
Pilih Jensi bahan dan juga pilih warna
yang sesuai dengan motif hias yang akan dibuat.
Bahan-Bahan anyaman di Minangkabau
1.
Anyaman bambu
Bambu banyak digunakan sebagai sovenir atau kerajinan beracam-macam
bentuk gantungan kunci, bingkai foto, hiasan dinding. Selain itu bisa dijadikan
kerajinan anyaman bambu.
Syarat bambu yang digunakan dalam kerajinan
anyaman bambu
1)
Pilihlah bambu yang tidak terlalu tua, juga
tidak terlalu muda.
2)
Setelah
ditebang, lalu potong sepanjang dua atau tiga ruas
3)
Simpan
ditempat yang teduh selama 5 sampai 6 hari.
4)
Pilihlah
bambu yang memiliki ruas yang panjang.
Bambu yang akan digunakan harus mengalami proses pengolahan
terlebih dahulu. Adapun cara penglahannya yaitu:
1) Pengolahan bambu
untuk anyaman adalah dengan menebang pohon bambu, kemudian bamabu
dipotong-potong sepanjang ruasnya dan buang buku-bukunya. Bila diperukan
anyaman yang panjang dapat juga dipotong dan disesuaikan dengan kebutuhan
2) Buang, dan bersihkan bagian
dalamnya, diraut dan dihaluskan baik kulit maupun isi,
3) Iris tipis-tipis sesuai dengan
keperluan lalu dikeringkan dan kemudian
dianyam.
Bambu yang sudah diolah dapat
dipergunakan untuk membuat apa yang diinginkan perajin, seperti pembuat raga da
peralatan menangkap ikan seperti lukah, belat, sangkar/sangkar ayam, sangkar
burung, penampi bersa dan sebagainya.
Disamping itu, cara pembuatan anyaman
bambu yang lain, yang merupakan inovasi produksi perajin adalah:
1. Bambu yang dipergunakan adalah bambu
dewasa berukuran besar dan sama panjang ruasnya.
2. Dilakukan pembekahan atau dibelah
dan diserut hingga tipis lalu dijemur hingga kering
3. Bambu yag tipis dibetuk dengan meganyam dan
diikat dengan rotan yang sudah diraut halus
4. Pekerjaan akhir adalah memberi zat
pengkilat dengan meggunakan vernis atau pelitur
Di Kabupaten Kuantan Singigi anyaman
bambu ini sudah dikembagkan sebagai suatu usaha kerajinan membuat barang-barang
yang bersifat aksesoris yang dekoratif. Produknya antara lain tempat buah,
tempat tisu, kap lampu, dan sebagainya.
Di Nagari silungkang, Sawahlunto, cara mengolah bambu untuk
pembuatan tudung saji mempunyai cara tersediri yaitu :
1. Batang bambu yang diperluka adalah
yang masih muda, berdiameter besar dan beruas panjang.
2. Pohon di tebang dan di kerat-kerat sesuai
ukura ruasya.
3. Bagian luar da daging bambu dibuang
sehingga tinggal dibagian dalam yag telah tipis.
4. Bagian yang tipis ini di panaskan di
perapian sehingga sebagian dalam bambu yang lain licin menjadi paring dan
terkelupas dengan sendirinya.
5. Kemudian bambu dibelah sehingga
menjadi lembaran yag tipis.
6. Lembaran yang tipis/paring itu
dicuci dan dijemur degan panas matahari sampai kerig agar menghasilka bentuk
melengkung.
7. Setelah kering, paring tersebut
dikerat-kerat sesuai dengan ukura tudung sajai yang diinginkan.
8. Paring disususun bertinding atau
berlapis dan dijahit satu sama lainnya dengan menggunakan kolindang benang
hingga terbentuk bulatan cekung.
9. Pada bagian dalam dilapis dengan
daun sangai mengikuti bentuk dari susunan pahing yag sudah diikat dan di jahit.
10. Pada ujung sekeliling lingkaran
diberi bingkai dari rotan yang sudah dikupas kulitanya, da terbentuklah sebuah
tudung saji.
11. Proses seterusnya adalah membuat
lukisan dasar ornamet denga menggunkan alat tulis kalam atau saga, yaitu alat
tulis yang terbuat dari lidi pohon enau. Sedangkan bahan tinta adalah campuran
dari getah jeruk dengan jelaga atau arag lampu teplok/pelita.
12. Selesai diwarnai, maka jadilah
tudung saji yang diinginkan.
Dalam perkembanganya, Kerajinan
tudung saji ini sudah dijadikan barang cenderamata dengan ukururan bervariasi,
antara lain sebagai hiasan dinding dan lain sebagainya, dan banyak diminati
oleh pembeli baik dari dalam maupu luar negeri.
Kegunaan Anyaman Bambu, barang-barang yang dihasilkan dari
kerajinan anyaman
bambu
yang digunakan dalam kehidupan
masyarakat adalah :
Kegunaan pada upacara adat :
1) Upacara “Maawo” ikan di Kampar
2) Upacara Permainan “Lukah Gila”
3) Upacara pernikahan
Kegunaan lainnya :
1)
Niru
Niru ini
digunakan untuk penampi beras. Daerah yang banyak memproduksinya adalah di
Payakumbuah dan Palupuah. Niru hasil prosuksi dari darah ini mempunyai
perbedaan dari struktunya. Niru yang dari payakumbuh strukrurnya tidak serong
dan bambu yang digunakan lebih kecil. Sedangkan niru yang berasal dari palupuah
mempunyai struktur besar.
2)
Katidiang
Berasal dari gaduik
3)
Tempat barang
Tempat
barang ini banyak digunakan masyarakat untuk menjajakan jualaannya dengan
menggunakan motor.
4)
Tempat ayam
Tempat
ayam ini digunakan masyarakat Minangkabau untuk membawa ayam. Tempat ayam ini
diproduksi di Padang.
5)
Rak buku
Rak buku
ini terbuat dari rotan. Jenis anyaman yang digunakan adalah anyaman empat sumbu
yang diproduksi di daerah Rao, Pasaman Timur.
6)
Kipas
sate
Kipas sate ini diproduksi di daerah
Payakumbuah
7)
Topi untuk petani
8)
Kotak tisu
9)
Lampu gantung
10) Asbak
rokok
11) Tempat
buah
12) Keranjang
13) Dan
lain-lain sesuai dengan yang diinginkan.
14) tempat nasi
tempat nasi ini biasanya di
Minangkabau disebut dengan kampia. Kampia ini banyak dibuat di daerah
payakumbuh.
15) Tempat pensil
Banyak diproduksi di daerah embun
pagi.
16) Kibang
kibang ini digunakan oleh
masyarakat Minangkabau pada upacara kematian untuk membawa beras. Kibang ini
diproduksi di daerah Embun pagi, Maninjau.
17) Keranjang dan sendal
Kerajang dan sendal ini banyak di
produksi di daerah silokek, sijunjung
18) Salapah
Kerajinan uni digunakan untuk
tempat salapah yang dipakai di saat upacara adat.
19) Kambuik
Kambuik banyak diproduksi di daerah
Lasi dan juga di Payakumbuah.
20) Dompet pandan
Dompet pandan ini diproduksi dari
daerah Embun Pagi, Maninjau.
21) tempat nasi
tempat nasi ini biasanya di
Minangkabau disebut dengan kampia. Kampia ini banyak dibuat di daerah payakumbuh.
22) Tempat pensil
Banyak diproduksi di daerah embun
pagi.
23) Kibang
kibang ini digunakan oleh
masyarakat Minangkabau pada upacara kematian untuk membawa beras. Kibang ini
diproduksi di daerah Embun pagi, Maninjau.
24) Keranjang dan sendal
Kerajang dan sendal ini banyak di
produksi di daerah silokek, sijunjung
25) Salapah
Kerajinan uni digunakan untuk
tempat salapah yang dipakai di saat upacara adat.
26) Kambuik
Kambuik banyak diproduksi di daerah
Lasi dan juga di Payakumbuah.
27) Dompet pandan
Dompet pandan ini diproduksi dari
daerah Embun Pagi, Maninjau.
2.
Anyaman
pandan
Pandan
merupakan salah satu jenis bahan yang digunakan untuk menganyam. Kegiatan produksi kerajinan pandan sangatlah
mudah oleh karenanya banyak dikerjakan oleh ibu-ibu rumah tangga.
Di
minangkabau daerah yang terkenal dalam memproduksi anyaman pandan ini adalah di
Nagari Silokek, Sijunjung dan daerah embun pagi. Dahulu kerajinan pandan di silokek sangatlah
berkembang ditandai dengan banyaknya permintaan dari luar negeri. Para konsumen
biasanya membeli kerajinan berupa dompet, tas,
tikar dan hiasan dinding.
Kerajinan
pandan ini merupakan kegiatan yang dilakukan melalui kegiatan turun-temurun.
Sehingga untuk mempertahankan dan melestarikan kerajinan pandan ini setiap
ibu-ibu mengajarkannya kepada keluarganya terutama yang perempuan.
Produk-produk
anyaman pandan ini banyak diminati oleh konsumen dari mancanegara. Karena sifat
produknya yang mudah didaur ulang serta sampah yang berbahan pandan tidak
merusak lingkungan hidup.
Pengadaan
sarana dan bahan baku kerajinan anyaman pandan ini diupayakan sendiri oleh
pengarajin. Bahan baku dan penunjang produksi yang biasa digunakan pengrajin
adalah, pandan, kain, kancing batok kelapa, benang jahit, lem, pewarna, dan
lain sebagainya.
Sebelum
daun pandan dibuat anyaman maka harus diperlakukan khusus terlebih dahulu
melalui beberapa tahapan:
3.
Anyaman
rotan dan anyaman lidi
Hasil
dari anyaman tersebut diantaranya adalah:
1)
Tempat sampah
Tempat
sampah ini merupakan anyaman yang berbahan dasar rotan. Tempat sampah ini
diproduksi sendiri oleh para pedagangnya sendiri. Karena proses pembuatannya
yang mudah dan tidak memerlukan waktu yang lama. Rotannya sendiri diperoleh
dari payakumbuah.
2)
Vas bunga
Vas bunga
ini digunakan untuk meletakkan bunga di atas meja. Anyaman ini berbahan dasar
lidi. Anyaman ini diproduksi di daerah Pitalah, Padang Panjang.
3)
Tempat Koran
Anyaman
ini banyak diproduksi di kota padang. Yang berbahan dasar rotan.
4)
Bola takraw
Bola
takraw ini di buat dari rotan yang diproduksi di daerah Payakumbuh.
5)
Senggan
Senggan
ini diproduksi dari daerah Pitalah. Senggan ini terbuat dari lidi yang di
anyam.
6)
Pembatas
dinding
Pembatas dinding terbuat dari rotan
yang dproduksi di kota Padang
E. Macam -
macam Anyaman Bambu
i). Anyaman Tunggal
Disebut
ayaman tunggal yaitu anyaman yang dibuat secara tungal/satu-satu di anyamnya
atau satu tumpang satu. Ayaman tunggal ini bisa di gunakan untuk membuat
kerajinan anyaman:
- Saringan / ayakan
- Tampan/Cetakan pembuata Tahu
- Cerangka dan lain sebagainya
ii).
Anyaman bilik atau anyaman dua - dua
Disebut
dengan anyaman bilik yaitu anyaman yang di buat secara disilang secara
berurutan dengan melewati/langkah dua-dua. Anyaman ini bisa di gunakan untuk
membuat
- Bilik
- Nyiru
iii). Anyaman teratei
Disebut
anyaman teratei yaitu sebuah anyaman yang sangat unik dan indah, berfungsi
untuk membuat bilik bangunan/gubuk dengan harapan hanya sekedar sebuah seni
bangunan dengan berbagai pariasi dan corak.
iv). Ayaman Bunga Cengkih
Disebut
anyaman Bunga Cengkih yaitu anyaman seperti bunga cengkih. Nah, jenis anyaman
ini bisa kita jumpai di beberapa anyaman seperti kipas / hihid, tolok/kecempeh,
boboko, sangku, dll
F.
Teknik Anyaman membentuk motif
Motif anyaman bambu juga di dapat dari teknik anyaman yang berbeda-beda.
Teknik anyaman erdiri dari beberapa jenis, yaitu:
1.
Anyaman tegak
Pada
anyaman ini lurus tegak dengan penganyam, sedangkan pakan sejajar dengan orang
yang menganyam
2. Anyaman serong
Pada
teknik ini lusi dan pakan terletak tegak lurus. Letaknya menyimpang 45 derajat
ke kanan dan kiri orang yang menganyam. Untuk membedakannya digunakan istilah
irka(iratan ke kanan) dan irki (iratan ke kiri)
3. Anyaman kombinasi
Teknik
ini adalah kombinasi antara anyaman serong dan anyaman tegak
4. Anyaman membelit
Teknik
ini dilakukan dengan membelitkan kusi dan pakan secara bergantian
5. Anyaman pita
Membuat
sifat anyaman memanjang dan dibuat dengan membentuk jalur pita
6. Anyaman melingkar
Teknik ini menjadikan lusi
sebagai jari-jari lingkaran, sedanngkan pakan melingkar dari pusat ke luar
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Di Minangkabau terdapat berbagai macam
kerajinan tangan salah satunya adalahnya anyaman. Anyaman merupakan proses
menyilangkan bahan-bahan dari tumbuh-tumbuhan untuk dijadikan satu kumpulan
yang kuat dan boleh digunakan. Bahan-bahan yang boleh digunakan antara lain
lidi,buluh,pandan, akar, mengkuang dan sebagainya, bahan ini biasanya mudah
dikeringkan dan lembut.
Di Minangkabau, hampir setiap daerahnya
yang memproduksi anyaman. Diantara daerah-daerah itu adalah, daerah Silokek,
Payakumbuh, Pitalah, Tanjuang Ampalu, Sijunjung, Pariaman, Gaduik, dan
daerah-daerah lainnya.
B. Saran
Anyaman di Minangkabau memiliki
banyak variasi dan mempunyai nilai industri yang tinggi, oleh karena itu
sebaiknya kerajinan anyaman ini dilestarikan supaya tidak punah. Anyaman
merupakan kerajinan yang turun temurun, yang harus tetap dipelihara sebagai ciri
khas budaya Minangkabau. Kerajinan
anyaman juga dapat membuka lapangan pekerjaan dan dapat meningkatkan
perekonomian masyarakat.
BAB
IV
DAFTAR
PUSTAKA
artikelnya bagus dan bermanfaat, jika membutuhkan referensi bisa cek disini https://www.unair.ac.id/yayasan-anyaman-kasih-hiroshima-jepang-berita_923.htm
BalasHapus